Masyarakat dalam Perkembangan Tekhnologi Informasi

Tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan tekhnologi setiap saat semakin lama semakin berkembang pesat dan membuat manusia memiliki ketergantungan dalam menggunakan tekhnologi dalam kegiatan sehari-hari. Dalam penggunaannya bahwa setiap inovasi yang diciptakan oleh tekhnologi memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia, memberikan kemudahan serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Namun juga tak dapat dipungkiri bahwa penggunaan tekhnologi dapat menimbulkan dapat negatif bagi penggunanya. Oleh karena itu, untuk mencegah dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari kemajuan tekhnologi, maka pemerintah harus menetapkan peraturan-peraturan untuk membatasi penggunaan tekhnologi tersebut.
Dilihat dari sejarahnya bahwa istilah “tekhnologi” berasal dari kata “techne” atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Secara harfiah tekhnologi dapat diartikan pengetahuan ilmu tentang suatu cara. Pengertian teknologi sendiri adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Pengertian diatas mengemukakan bahwa jika dulu jenis pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik cukup besar, maka sekarang ini cukup menggunakan perangkat mesin-mesin otomatis seperti sistem kerja robotis yang telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan dan dapat mengangkat banyak barang-barang berat. Dengan demikian kemajuan tekhnologi informasi dan komunikasi menjadi salah satu faktor utama kemerosotoan manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti banyaknya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak memiliki kualifikasi sesuai kebutuhan dan sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan yang memilih jalan pintas yang bermental instan.